Nanda Ayu W (126308213277)
Akhir-akhir ini sudah muncul berbagai macam organisasi perusahaan dalam segala bidang kehidupan, mulai dari barang hingga jasa. Setiap perusahaan tersebut harus memiliki keunggulan untuk menjadi ciri khas agar dapat bersaing di tengah gempuran bisnis yang ada. Setiap perusahaan pasti akan mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya dikarenakan sumber daya yang terbatas, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Salah satu sumber daya dalam perusahaan yaitu karyawan. Karyawan (sumber daya manusia) memiliki posisi yang penting dalam suatu perusahaan. Kemudian muncul pertanyaan, kenapa karyawan sangat penting dalam suatu organisasi perusahaan? Hal itu disebabkan karena karyawan menjadi penentu keberhasilan suatu perusahaan, khususnya karyawan yang sudah terampil, siap pakai, dan juga yang berpengalaman. Sehingga, perusahaan harus mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia dengan sebaik-baiknya. Sebelum memanfaatkan sumber daya manusia yang ada, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap cara merekrut, mempertahankan, dan juga memotivasi karyawan agar betah dalam bekerja dalam perusahaan.
Sering kali para karyawan mendapatkan berbagai tekanan dan tuntutan yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga membuat karyawan ingin mengundurkan diri. Kemudian, ini yang menjadi tugas dari perusahaan untuk menemukan cara agar para karyawan merasa betah dan bersemangat dalam bekerja. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kepuasan kerja. Apa itu kepuasan kerja? Hasibuan (dalam Kristinae, 2018) menyebutkan bahwa kepuasan kerja merupakan bentuk dari sikap emosional dalam pekerjaan yang berupa menyukai dan menyenangi pekerjaan. Hal itu dapat ditunjukkan dalam moral kerja, kedisiplinan, dan juga prestasi kerja. Seseorang yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan sikap positif dalam suatu pekerjaannya, sedangkan yang tidak memiliki kepuasan kerja akan memiliki sikap negatif saat bekerja. Adapun kepuasan kerja memiliki beberapa faktor yang berdasarkan Job Deskriptive Index (dalam Kristinae, 2018), yaitu: pekerjaan itu sendiri, mutu pengawasan, gaji atau upah, kesempatan saat promosi, dan rekan kerja.
Kepuasan kerja dapat juga dipengaruhi oleh motivasi kerja. George dan Jones dalam Kristinae (2018) mengemukakan motivasi kerja merupakan dorongan psikologis kepada seseorang yang menentukan arah perilaku (direction of behavior) seseorang dalam organisasi atau perusahaan, tingkat usaha (level of effort), dan tingkat kegigihan atau ketahanan dalam menghadapi masalah (level of persistence). Pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa jika seseorang memiliki dorongan psikologi positif, maka perilakunya akan baik, sehingga usaha dalam bekerjanya akan meningkat baik pula. Jadi, ketika bekerja mengalami tekanan atau masalah, karyawan tidak akan mengundurkan diri, namun malah akan menyelesaikan masalahnya tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya kepuasan kerja yang didapatkannya.
Swasta dan Hani dalam Kristinae (2018) ada tiga elemen penting yang ada dalam proses motivasi kerja, yaitu:
- Kebutuhan (needs), yaitu tekanan karena adanya kekurangan karyawan ketika mencapai tujuan dalam perusahaan, misalnya tekanan psikologis dan sosial.
- Dorongan (drives), yaitu kondisi yang membuat karyawan menjadi aktif untuk melakukan tindakan atau perilaku demi tercapainya tujuan.
- Rangsangan (incentives), yaitu sesuatu yang menyebabkan karyawan memiliki rangsangan untuk mencapai tujuan dalam perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi faktor-faktor motivasi kerja yang diberikan, maka kepuasan kerja yang diperoleh juga akan semakin tinggi.
Referensi:
Kristinae, Vivy. (2018). Analisis pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kepuasn kerja (studi kasus pada karyawan di Pujasera Palangkaraya). Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 2 (2). View of Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (stimlasharanjaya.ac.id)